Syarat mutlak menjadi murid Yesus

Dikotbahkan oleh Johannes Saragih Sth, Minggu sore, 5-9-2010 di Gbi Jl.Maria Goretti Sungailiat Bangka

Tekt: LUKAS 14: 25-33 Sub point: APA SAJA SYARAT MUTLAK MENJADI MURID YESUS?
Pendahuluan
Menjadi murid berarti orang yang belajar ( a learner) dari gurunya, meniru gurunya, tidak hanya belajar teori tapi juga belajar untuk melakukan apa yang dipelajarinya dari gurunya. Menjadi murid berarti menjadi pembelajar dan melakukan ajaran gurunya. Mat 10 ikut seseorang…akan sama dengan orang itu,murid tidak akan melebihi gurunya.
Menjadi murid Yesus adalah tugas utama dari Amanat Agung Mat 28: 19-20…jadikanlah segala bangsa murid-Ku, dan ajarlah mereka untuk melakukan segala sesuatu yg telah kuajarkan kepadamu.Penting untuk diketahui bahwa keselamatan dan menjadi murid adalah hal yang sama, tidak bisa dipisahkan. Orang Kristen yang sejati pasti adalah murid Yesus yang sejati. Masalahnya bisa saja seorang itu sudah dibaptis, mejadi anggota gereja, datang setiap minggu dan orang itu dipanggil “orang Kristen, tapi belum tentu orang itu sudah menjadi murid Yesus yang sesuai dengan syarat yang Yesus tetapkan dalam bacaan Lukas 14 : 25-33 ini.
Dalam bacaan FT ini kita akan melihat apa saja syarat mutlak yang Tuhan Yesus tetapkan bahwa seseorang itu boleh dijuluki sebagai murid Yesus. Pada ayat 25 kita baca…banyak orang berduyun-berduyun mengikuti Yesus dalam perjalanan-Nya…(dalam Lukas 12 : 1 Sementara itu beribu-ribu orang banyak telah bekerumun, sehingga mereka berdesak-desakan). Dari beribu-ribu orang yang mengikuti Yesus dalam perjalanan-Nya menuju Yerusalem, Yesus tahu apa yang ada dalam pikaran mereka, siapa yang benar-benar mau mengikuti Yesus dan siapa yang ikut-ikutan. Yesus tidak mencari kerumunan orang yang tidak jelas motivasi dan komitmentnya tapi Yesus mencari murid-murid yang sungguh-sungguh mengikuti Dia. Maka Yesus sambil berpaling (berbalik tubuhnya) dan berkata kepada mereka : “Jikalau seorang datang kepadaKu dan ia tidak membenci bapanya, ibunya, istrinya, dan anak-anaknya, saudaranya-saudaranya laki-laki atau perempuan, bahkan nyawanya sendiri, ia tidak dapat menjadii murid-Ku. (ay.26).
1.Dari ay. 26 ini kita lihat \syarat yang pertama untuk menjadi murid Yesus adalah mengasihi Yesus lebih utama dari pada ikatan hubungan keluarga dan bahkan nyawa sendiri. Kasih kepada Yesus harus nomor satu dari apapun juga. Ikatan hubungan keluarga ini mulai dari bapa dan ibu kandung, kemudian istri( apalagi pacar atau teman),terus anak-anaknya, bahkan saudara-saudaranya laki-laki//perempuan, bahkan sampai nyawanya sendiri harus dinomor sekiankan dibandingkan kasih kepada Yesus. Kata membenci (MISEO=HATE) disini tidak boleh diartikan Yesus mengajarkan kebencian kepada keluarga, jelas sekai Yesus mengajarkan kita harus menghormati ortu kita (perintah ke-5 Kel 20, Mat 15:4)), tapi kata ini adalah gaya bahasa Ibrani(Timur) yang dimaksudkan untuk ungkapan membandingkan, preferensi, bisa diartikan love less l ihat Mat 10:34-39) lihat ay.37…mengasihi bapa atau ibunya lebih dar ipada-ku (mengasihi …lebih daripada-Ku), jadi bukan kebencian yang agresif kepada anggota keluarga tapi adalah soal prioritas, perbandingan kepada siapa kita lebih loyal? Kepada Tuhan Maha Kuasa, Pencipta langit bumi yang adalah sumber keselamatan kita yang telah mati disalibkan demi dosa-dosa kita? atau ikatan hubungan keluarga di bumi atau nyawa sendiri yang sementara? Siapkah kita kalau keluarga kita menentang Yesus dan melarang kita untuk ikut Yesus?Siapkah kita kalau karena mengikut Yesus nyawa kita terancam oleh orang-orang yg benci kepada Yesus? Kalau kita tidak siap, tidak komitmen walaupun sampai resiko kehilangan nyawa sekalipun ( baca: Luk 9: 23, 17:33, 1 Yoh 3 16) berarti kita tidak bisa memenuhi syarat menjadi murid Yesus…Yesus sendiri berkata …ia tidak dapat menjadi murid-Ku (ay.26).
2. Syarat yang kedua adalah rela menderita dan terus menerus mengikuti Yesus (ay.27)
Orang-orang yang berduyun-duyun mengikuti Yesus itu mungkin berharap Yesus harusnya berkata : “ Jikalau seorang datang kepada-Ku dan menjadi murid-Ku dia akan mendapatkan kekayaan, kehormatan, dan berkat yang berkelimpahan; dia akan kujadikan orang hebat”. Tapi Yesus mengucapkan undangan Injil yang asli yaitu : “Jikalau seorang datang kepada-Ku dan menjadi murid-Ku ia harus memikul salibnya dan terus-menerus ikut Aku dalam keadaan apapun”. Apakah maksud dari memikul salibnya (Yun, Ing: salibnya sendiri,pribadi) Apakah salib itu? Salib pada jaman Tuhan Yesus pada abad pertama bukan seperti yang kita lihat sekarang ini, sebagai asesoris yg manis dikalungkan dileher, atau symbol gedung gereja. Salib (Yun: Stauro, Ing: Cross), pada jaman Tuhan Yesus salib dikenal sebagai alat dari kayu kasar untuk menghukum mati para penjahat di bawah pemerintahan Romawi. Penjahat yang dihukum dengan alat kayu palang itu harus memikul salibnya sendiri sampai tempat penyaliban, diikat pada tangan pergelangan tangan dan kakinya, kemudian dipaku pada tangan dan kakinya,dan dibiarkan mati perlahan-lahan. Jadi pada saat Yesus mengatakan “pikullah salib”, kepada orang-orang yg mengikuti-Nya, mereka memiliki gambaran seperti ini, gambaran penderitaan salib yg mengerikan dan mematikan.
Dalam Lukas 9 :22-26 (baca) Yesus lebih terperinci mengatakan inti dari hal menjadi pengikut Yesus dalam ay. 27 yaitu menyangkal diri, memikul salibnya sendiri setiap hari, (tidak hanya datang kegereja 2 jam seminggu, tapi dari senin sampai sabtu memikul apa?, Harusnya sebagai murid Yesus yg sejati 24 sehari, 7 hari seminggu memiliki hubungan dalam melayani Kristus (terus menerus ikut Yesus) ketika bekerja,belajar, beraktivitas diluar gedung gereja, apapun yg kamu lakukan lakukan seperti untuk Tuhan, jika engkau makan atau minum lakukanlah semuanya itu untuk kemuliaan Tuhan).Memikul salib disini bukanlah hal mneghadapimasalah-masalah sehari-sehari (Tidak cocok dgn mertua; salib,tidak bisa bayar hutang:salib dll). Perhatikan saudara-saudara “memikul salib” adalah inti dari Injil yang diajarkan Yesus, dalam bahasanya Paulus “memikul salib” adalah : “Aku telah disalibkan dengan Kristus; namun aku hidup, tetapi bukan lagi aku sendiri yg hidup, melainkan Kristus yg hidup di dalam aku” (Gal 2: 19-20). Jadi secara rohani
Salib Kristus merupakan lambang penderitaan (1 Petrus 2:21; 4:13), kematian (Kisah Para Rasul 10:39), kehinaan (Ibrani 12:2), cemoohan (Matius 27:39), serta penyangkalan diri (Matius 16:24), Yesus rela mengalami semuanya itu, disalibkan, mati,dikuburkan, dan bangkit untuk menebus dosa-dosa kita, maka setiap orang yang memikul salibnya sendiri karena Yesus pastilah akan mengalami hal yang sama seperti Sang Guru, Yesus Kristus, itulah ciri murid Kristus yg sejati, sama seperti gurunya.( Each follower has a cross which he must bear as Jesus did his. [Bastaz)

3. Komitment memberikan seluruh hidupnya kepada Kristus lebih dari apapun sampai akhir. (ay. 28, 33)
Menjadi murid Yesus ,pertama (ay.28), diumpamakan seperti seorang yg mau mendirikan sebuah menara tidakkah duduk dahulu membuat anggaran biayanya, kalau kalau cukup uangnya untuk menyelesaikan pekerjaan itu…kalimat duduk dahulu artinya mempertimbangkan secara matang terlebih dahulu sebelum memutuskan mengikuti Yesus, tidak hanya sekedar emosi sesaat, coba-coba,ikut-ikutan, karena ongkos menjadi murid Yesus bisa saja hubungan keluarga terputus, pekerjaan hilang, kerugian materi, meninggalkan dosa-dosa, bahkan kehilangan nyawa. (benih di tanah yang berbatu, tidak dalam berarakar, sesaat saja tumbuh ketika ada tantangan langsung mati.
Yang kedua (ay.33) menjadi murid Yesus diumpamakan seperti raja yg mau pergi berperang melawan raja lain tidak duduk dahulu… (mempertimbangkan secara matang lebih dahulu, tidak hanya emosi tapi juga dengan pikiran yg matang dan sepenuh hati). Dua perumpamaan ini maksudnya sama pada ay.33 “Demikian pulalah tiap-tiap orang diantara kamu, yang tidak melepaskan dirinya dari segala miliknya, tidak mendapat menjadi murid-Nya. (Contoh Paulus Fil 3: 7-8).
Beberapa kali Yesus bertemu dengan orang-orang yg mau mengikut Yesus tapi setengah hati, tidak rela komitmen memberikan seluruh hidupnya kepada Yesus, hati mereka belum bisa mengucapkan selamat tinggal kepada miliknya, apakah itu keluarga, (Luk 9: 59-61), dan harta (Mat 19: 21-22).
Akibat dari tidak dapat memenuhi syarat yg ditetapkan Yesus untuk menjadi murid-Nya, tidak hanya tidak bisa menjadi murid-Nya yg sejati tapi juga digambarkan seperti garam yg kehilangan asinnya, menjadi tawar, tidak ada lagi gunanya menurut fungsinya, akhirnya dibuang orang. Orang –orang Kristen yg kompromi dengan selera dunia ini akan kehilangan penagaruh asinnya bagi dunia yg sedang membusuk, gagal menjadi murid Yesus yg sepnuh hati, akhirnya tidak berguna bagi Kerajaan Allah,Injil, dan gereja, dan ini berbahaya karena keselamatan hidup yg kekal dan menjadi murid Yesus yg sejati adalah satu kesatuan sebagai bukti iman yg menyelamatkan,
Penutup: Sudahkah kita menjadi murid Yesus yang sejati? Mau belajar untuk mengikuti ajaran-Nya? Melakukan segala sesuatu yang diperintahkan-Nya? Mengalami seperti yang dialami-Nya? Sudahkah kita memenuhi 3 syarat menjadi murid Yesus : 1.Mengasihi Yesus nomor satu lebih dari apapun juga,2.Rela menderita dan terus menerus mengikuti Yesus? 3. Komitmen memberikan seluruh hidupmu kepada Kristus sampai akhir?

Doa/lagu: Kuberikan hatiku dan jiwaku…semuanya bagi-Mu

3 Tanggapan

  1. makasih Firman ini menolong dan menyemangati hatiku, amin.

    Suka

  2. Amen puji nama Tuhan renungan yang sangat menguatkan untuk lebih lagi bertumbuh menjadi murid Kristus Yesus TUHAN….Gbu

    Suka

  3. Terima kasih. Sangat terberkati. Diingatkan kembali tentang menjadi murid Yesus dan Amanat Agung.. Gbu

    Suka

Tinggalkan komentar